Tingkatkan kualitas, Perpustakaan UIN Syahada Padangsidimpuan ikuti penguatan kompetensi e-library pustakawan

Bogor (30/11/2022) Salah satu pegawai UPT Pusat Perpustakaan UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, Aflah Indra Pulungan (Koordinator Bidang Administrasi, Media dan Publikasi), mengikuti kegiatan Penguatan Kompetensi e-Library Pustakawan pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI pada tanggal 28 s.d. 30 November 2022 di Bogor.

“Perpustakaan di PTKIN secara fisik sudah bagus, maka harus diimbangi dengan layanan optimal, salah satunya dengan e-library,” ungkap Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Dr. Syafi’i pada saat memberikan arahan dan membuka acara secara resmi melalui daring.

Dr. Syafi’i juga mengingatkan pentingnya perpustakaan untuk memperhatikan kualitas layanan karena perpustakaan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi atmosfer akademik di suatu perguruan tinggi.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber andal dari founder/developer SLiMS, yaitu Hendro Wicaksono, M.Hum., dan dari APPTIS (Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tingi Islam), yaitu Dr. Labibah Zain, M.Lis., Mufid, S.Ag., S.S., M.Hum., Muhammad Hamim, S.Kom., M.Pd. Lalu peserta yang diundang oleh Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI pada kegiatan tersebut berasal dari 30 orang pegawai perpustakaan yang menangangi e-library di lingkungan PTKI.

Materi yang dipaparkan oleh para narasumber berkaitan dengan penguatan kompetensi e-library pustakawan. “Penguatan skill pustakawan di PTKIN itu penting,” tegas Mufid, sebagai Narasumber pertama 28 November 2022 di Hotel The 101 Bogor. Mufid yang juga merupakan Kepala Perpustakaan UIN Maliki Malang, mengingatkan agar pustakawan tidak menjadi invisible librarian (pustakawan tak terlihat), namun harus bisa menjadi visible librarian (pustakawan yang terlihat) yang salah satu strateginya yaitu meningkatkan skill diri dengan mengikuti tren.

Narasumber pada hari selanjutnya adalah Hendro Wicaksono. “Setelah otomasi & repositori, apa langkah berikutnya yang bisa ditingkatkan?,” tanya beliau yang juga merupakan staf Dapodik Kemdikbud RI dan Dosen TIK Manajemen Rekod dan Arsip, Vokasi Universitas Indonesia. Beliau mengusulkan agar perpustakaan PTKIN dapat membangun portal perpustakaan yang dapat dijadikan sebagai pencarian terintegrasi yang mengakses seluruh layanan dan koleksi perpustakaan.

Sesi selanjutnya, peserta melakukan praktek menggunakan aplikasi Pathfinder yang dipandu oleh Muhammad Hamim. Di APPTIS, beliau diamanahkan sebagai Ketua Bidang Teknologi dan Informasi. Aplikasi Pathfinder merupakan aplikasi yang dapat memudahkan pemustaka untuk mencari dan menemukan bahan pustaka yang akan dijadikan literatur.

Pada sesi terakhir, diisi oleh Labibah Zain. Beliau menegaskan agar perpustakaan bukan sekedar mengelola buku, tetapi mengelola pengetahuan. Oleh karenanya, menurut beliau yang juga merupakan Ketua APPTIS dan Kepala Perpustakaan UIN Suka Yogyakarta, agar perpustakaan dapat menjawab kebutuhan akademik mahasiswa, dosen dan masyarakat. “Jangan sampai perpustakaan buat begini, namun masyarakat butuhnya begitu,” lanjut beliau.

Sebelum menutup pertemuan, para peserta dibagi beberapa kelompok. Kemudian kelompok tersebut dilibatkan untuk memberikan ide dari persoalan atau kebutuhan yang ada di perpustakaan masing-masing. Dari ide tersebut diharapkan dapat diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi masing-masing sehingga dari ide tersebut memberikan output, outcome dan bahkan memberi impact yang luas untuk menjadikan perpustakaan dan pustakawan yang visible.

Scroll to Top